Depok | statusberita.com – Walikota Depok, Mohammad Idris, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memiliki beberapa alasan untuk memperbolehkan Pasar Tumpah yang biasanya muncul saat malam Takbiran. Salah satu alasan utamanya adalah untuk mengajak masyarakat, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan pihak TNI-Polri untuk berkolaborasi, sehingga dapat tercipta keuntungan ekonomi di Kota Depok.
“Dengan berkolaborasi juga ada keuntungan kemeriahannya, dan unsur fun-nya”,ucap Walikota Depok, Jum’at (14/04/23).
Dalam kolaborasi tersebut Walikota Depok berharap, dapat menciptakan kemeriahan dan keuntungan fun-nya. Namun, ia juga menekankan pentingnya untuk mendisiplinkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan saat pelaksanaan pasar tumpah. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan dan kesehatan, serta mencederai para petugas kebersihan yang harus membersihkan sampah tersebut.
“Kita akan mendisiplinkan warga terkait sampah, sebab kita bisa kok jadi orang yang disiplin, dengan pelaksanaan pasar tumpah tentu ada keuntungan ekonomi (uang) di masa lebaran, tapi jangan sampai sampahnya berserakan”, tandasnya.
“Karena akan mencederai saudara-saudara kita yang mengurus sampah, sehingga mereka tidak bisa ikut takbiran dan sebagainya”, terangnya.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan, pihak Pemkot Depok akan melakukan sweeping sampah setelah pasar tumpah berakhir pada pukul 03.00 WIB, dengan batas waktu hingga pukul 05.00 WIB atau saat waktu Shubuh. Hal ini akan memungkinkan para petugas kebersihan untuk dapat ikut merayakan Idul Fitri.
“Sweeping sampah selesainya sampai jam 05.00 WIB atau saat waktu Shubuh, sehingga mereka (Petugas kebersihan) bisa ikut Idul Fitri”, lanjut KH.Idris.
Walikota Depok menjelaskan, bahwa pihaknya masih mengkaji teknis dan mekanisme pelaksanaan pasar tumpah, mulai dari lapak bagi pelaku UMKM asal Kota Depok yang tidak dipungut bayaran hingga antisipasi sampah. Mekanisme tersebut sedang dibahas bersama para pelaku pasar tumpah, dengan tujuan untuk menciptakan pasar tumpah yang terstruktur dan minimal terdapat 2-3 titik pasar tumpah, seperti di Jalan Raya Kalimulya.
“Teknis dan mekanismenya sedang dimusyawarahkan bersama para pelaku pasar tumpah, insyaallah akan ada seremonialnya, sehingga terstruktur”, jelasnya.
“Minimal ada 2-3 titik pasar tumpah, misalnya di Jalan Raya Kalimulya, makanya lebih baik kita atur, daripada dibiarkan, sehingga menimbulkan sampah dimana-mana”, pungkas Walikota Depok.
Dengan demikian, keputusan Pemkot Depok untuk memperbolehkan pelaksanaan pasar tumpah diharapkan dapat menciptakan keuntungan ekonomi bagi masyarakat, serta menjaga kebersihan lingkungan demi kesehatan dan kenyamanan bersama.(Arifin)