Sidoarjo | statusberita.com – – Sebuah video viral baru-baru ini mencuri perhatian di media sosial. Video berdurasi pendek menampilkan seorang pria yang diduga merupakan Kepala Desa (Kades) tengah menyawer biduan dangdut di atas panggung. Kejadian ini dikabarkan terjadi di Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur.
pada Senin (31/7/2023), dua video yang berbeda berhasil menyebar dengan cepat di platform media sosial. Video pertama berdurasi 25 detik, sementara video kedua berdurasi 32 detik. Dalam video tersebut, terlihat sosok pria yang mengenakan pakaian batik motif cokelat, diduga merupakan Kades, menikmati dangdutan dengan semangat sambil menyawer biduan dangdut dan beberapa rekan-rekannya.
Detik-detik menarik dalam video tersebut terjadi saat pria Kades mengeluarkan puluhan lembar uang berwarna biru dari saku bajunya dan menyawerkan uang tersebut kepada biduan dangdut yang sedang bernyanyi.
Namun, perlu dicatat bahwa dalam video kedua, tidak ada bukti atau tampilan bahwa oknum Kades tersebut ikut menikmati minuman keras (miras) yang disediakan di atas meja hajatan. Video kedua menunjukkan sejumlah botol minuman keras dan aneka makanan ringan.
Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa oknum Kades yang berinisial A, mengadakan acara dangdutan ini untuk memperingati satu tahun kepemimpinannya sebagai Kades. Namun, saat dimintai konfirmasi mengenai video tersebut, Kades A tidak membantah kebenaran dari video tersebut. Ia mengakui bahwa acara dangdutan tersebut diadakan di rumahnya.
“Pesta miras nggak ada, kalau dangdut ya. Itu pesta rakyat di rumah saya,” kata Kades A, saat dikonfirmasi pada Senin (31/7/2023).
Meskipun begitu, Kades A membantah bahwa pesta rakyat tersebut disertai dengan suguhan minuman keras. Ia berusaha menjelaskan bahwa acara dangdutan yang diselenggarakan merupakan semata-mata kegiatan untuk merayakan satu tahun kepemimpinannya sebagai Kades dengan cara yang bersahabat dengan masyarakat.
Video viral ini menciptakan beragam respons dari masyarakat dan menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Beberapa warganet menyambut acara tersebut dengan senang hati, menganggapnya sebagai momen kebersamaan yang positif, sementara yang lain mengkritik tindakan Kades A karena dianggap tidak etis dalam hal pesta rakyat.
Peristiwa ini telah menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat terkait perilaku para pejabat publik dan batasan-batasan etika yang harus dijaga. Sebagai pemimpin di daerahnya, seharusnya Kades A menjadi contoh dan menghindari segala tindakan yang dapat menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Hingga saat ini, video tersebut terus menyebar luas di media sosial dan masih menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Sementara Kades A berusaha menjelaskan bahwa acara dangdutan tersebut semata-mata sebagai perayaan kebersamaan, tindakan dan keputusannya tetap menjadi sorotan dan menimbulkan pertanyaan di benak banyak orang.(Rz)