back to top

Pucuk Keheningan Buya Syafi’i 

Date:

Share post:

Penulis: Okik

statusberita.com | Buya Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafi’i adalah seorang ulama dan cendekiawan Indonesia. Ia pernah menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Presiden World Conference on Religion for Peace dan pendiri Maarif Institute. Meninggal pada 27 Mei 2022.

Beliau kelahiran, 31 Mei 1935, Kecamatan Sumpur Kudus Sijunjung Sumatera Barat dan anak dari Ma’rifah Rauf Datuk Rajo Malayu, Fathiyah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama, Mohammad Hafiz.

Almarhum tamatan Ohio University (1980) serta Universitas Negeri Yogyakarta (1968), dan Teruit oleh: Amien Rais, Nurcholish Madjid, Fazlur Rahman.

Setelah lulus muallimin pada usia 21 tahun, ia diharuskan mengabdi di pendidikan yang dikelola organisasi Muhammadiyah dan dikirim ke Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengajar di sekolah Muhammadiyah.

Ahmad Syafii Maarif merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 1998-2005. Pembahasan ini menurut peneliti menarik untuk dikaji karena pada masa kepemimpinannya ia menerapkan berbagai kebijakan yang menjadikan Muhammadiyah sebagai rumah intelektual bagi kader-kadernya.

Keteladanan penting Syafi’I Ma’arif terutama adalah usahanya dalam menjaga posisi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah kultural murni yang berdikari dan terbebas dari ancaman menjadi tunggangan politik praktis.

Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Persyarikatan Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330. Kata “Muhammadiyah” secara bahasa berarti “pengikut Nabi Muhammad”.

Untuk diketahui KH. Ahmad Dahlan adalah seorang yang telah di lahir pada tahun 1285 H/1868 M, dahulunya KH. Ahmad Dahlan diberi nama Muhammad Darwis. KH. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh ulama yang merupakan salah satu tokoh yang mendirikan Muhamadiyah di Kauman, Yogyakarta sebagai tanggapan terhadap berbagai saran dari sahabat dan murud-muridnya untuk mendirikan sebuah lembaga yang bersifat permanen.

Kondisi yang demikian itu telah menginspirasi K.H. Faqih Usman untuk menulis sebuah matan pengajian yang diberi judul: apakah Muhammadiyah itu? Matan yang mengulas tentang jati diri Muhammadiyah itu disampaikan K.H. Faqih Usman pada Pelatihan Kader di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1961.(okik)

Berita terbaru

spot_img

Berita terkait

Kapolri Sebut, Kebijakan One Way Diperpanjang Hingga Tengah Malam WIB untuk Mengatasi Kepadatan Mudik Lebaran 2023

Jakarta | statusberita.com - Kebijakan one way atau arah tunggal dari Tol Cipali hingga Tol Kalikangkung diperpanjang hingga...

Cara Mengusir Ular yang Efektif: Bukan dengan Garam!

Jakarta | statusberita.com - Kepercayaan bahwa garam dapat mengusir ular ternyata hanya mitos belaka. Ular tidak akan menunjukkan...

Antisipasi Kecelakaan Saat Mudik, Plt Bupati Bogor Pantau Jalur Puncak dan Bangun Pos Jaga Lalu Lintas

Jakarta | statusberita.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy telah memberikan peringatan...

BSI Siapkan Rp 37,6 Triliun untuk Lebaran 2023 dan Pastikan Layanan ATM dan Kantor Cabang Berjalan Lancar

Jakarta | statusberita.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengalokasikan dana tunai sebesar Rp 37,6 triliun untuk...