Jakarta | statusberita.com – Talasemia merupakan kelainan darah keturunan yang disebabkan oleh penurunan rantai protein (globin) penyusun hemoglobin utama setiap tahunnya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa talasemia dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan psikososial anak dalam aktivitas sehari-hari.
“Talasemia memang belum bisa disembuhkan tetapi dapat dicegah sehingga kita harus melakukan skrining kepada golongan berisiko tinggi sebelum menikah”, terang Ketua Unit Kerja Koordinator Hematologi Onkologi IDAI, Teni Tjitra Sari, Jum’at 5/5/2023
Ia menjelaskan, seiring bertambahnya usia penderita talasemia, mereka rentan terhadap infeksi seperti hepatitis C dan komplikasi akibat penumpukan zat besi dalam tubuh. Selain itu, karena harus menjalani transfusi darah secara terus menerus, pada banyak kasus penderita talasemia mengalami perubahan bentuk tubuh seperti wajah pucat akibat mudahnya penghancuran sel darah, perut kembung, dan gigi yang menonjol.
“Kalau perut kembung itu beresiko pecah, tapi kalau ada benturan bisa pecah, atau tulang jadi menipis, jadi kalau ada infeksi atau patah tulang, akan sulit menyambung kembali”, jelasnya.
Ia menambahkan, perubahan fisik tersebut kemudian menimbulkan masalah psikososial bagi pasien, seperti menghadapi stigma sosial sebagai orang sakit. Ini menghasilkan harga diri yang rendah, perasaan rendah diri, dan ketidakpercayaan pada kemampuan mereka sendiri.(Arf)