Depok | statusberita.com – Serum adalah sebuah pertukaran terdesentralisasi (DEX) dan ekosistem yang memperkenalkan kecepatan tinggi dan biaya transaksi rendah ke dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), yang dibangun di atas blockchain Solana.
Berbeda dengan beberapa protokol DeFi lainnya, Serum menargetkan untuk mengatasi kerentanan yang ada dalam ranah DeFi saat ini, yang disebabkan oleh desentralisasi yang tidak lengkap. Serum mengklaim sebagai pertukaran sepenuhnya terdesentralisasi yang beroperasi di bursa non-penahanan dengan kemampuan untuk mendukung perdagangan lintas rantai dan tanpa persyaratan KYC.
Solana, sebagai blockchain yang menjadi landasan Serum, memiliki kemampuan untuk mencapai skala web dengan mencapai 50.000 transaksi per detik. Kecepatan ini tercapai melalui mekanisme penundaan yang dapat diverifikasi yang dikenal sebagai rantai hash SHA 265, yang memungkinkan pemrosesan transaksi secara simultan yang optimal.
Serum dikembangkan oleh Serum Foundation, yang didukung oleh tim ahli dalam cryptocurrency, perdagangan, dan keuangan terdesentralisasi. Proyek ini juga mendapat dukungan dari berbagai perusahaan yang berperan penting dalam ekosistem blockchain. Serum juga memiliki token kripto utilitas di jaringannya yang disebut SRM Coin.
Saat ini, harga SRM Coin berada di sekitar Rp 993,96 dengan volume perdagangan dalam 24 jam mencapai sekitar Rp 100,8 miliar, berdasarkan data Coinmarketcap pada Selasa (6/6/2023). Dalam periode 24 jam terakhir, SRM mengalami pelemahan sebesar 10,89 persen. Peringkat SRM Coin menurut Coinmarketcap saat ini adalah 628, mengalami penurunan dari peringkat sebelumnya pada Desember 2022 yang berada di peringkat 353.
Dalam hal kapitalisasi pasar, SRM Coin memiliki nilai sekitar Rp 261,9 miliar. Hingga saat ini, telah terjadi peredaran suplai sekitar 263,2 juta SRM Coin dari total suplai maksimal yang mencapai 10,1 miliar SRM Coin. (In)