KUTE CANE | statusberita.com – Lima Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) secara Bersamaan. Kepemimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh diwakili oleh Ichwanul Fitri, Dr. Nasrulzaman, dan Wilayah ‘Aisyiyah diwakili oleh Ashraf hadir dan membuka Musyawarah Daerah. Sebelumnya, acara ini dimulai dengan pawai ta’aruf menggunakan pakaian adat yang menarik minat masyarakat untuk menyaksikan. Kegiatan berlangsung dari tanggal 19 hingga 20 Agustus 2023, di kompleks keguruan masjid Taqwa di Aceh Tenggara.
Musda dihadiri oleh Nasyiatul ‘Aisyiyah, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM), dan pembentukan pengurus Pimpinan Daerah (PIMDA) Tapak Suci di Aceh Tenggara yang dihadiri oleh Ansori Siregar pada hari Minggu, 20 Agustus 2023.
Dr. H. Muliadi Imami, M. Si, Ketua Panitia Musyawarah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tenggara, menyampaikan bahwa ada tiga program kerja yang telah dilakukan, termasuk inisiasi lahirnya LAZISMU, organisasi pengembangan AUM, serta sertifikasi lahan wakaf Muhammadiyah.
Muliadi Imami berharap PDM Agara bisa maju dan dengan doa, kepemimpinan yang akan datang dapat membawa klinik Muhammadiyah, mengembangkan ekonomi masyarakat, dan menjadi pondasi bagi Muhammadiyah itu sendiri.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tenggara, Drs. Syakir M. Si, yang hadir dalam acara tersebut, mengungkapkan harapan bahwa melalui Musyda Muhammadiyah, โAisyiyah ke-15, PDPM, dan Tapak Suci, akan ada komitmen untuk meningkatkan kualitas organisasi dan berperan dalam pembangunan di Kabupaten Aceh Tenggara.
Hal ini menekankan pentingnya prioritas program kerja dakwah Muhammadiyah dengan filosofi sapu lidi, yang menggambarkan bahwa dengan kebersamaan, program yang telah direncanakan akan lebih mudah tercapai.
Ikhwanul Fitri Nst. S. Ag., M. Kes., Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, menyampaikan bahwa sudah sejak tahun 1948 Musyda pertama dilakukan di Kute Cane. Dia menegaskan bahwa Muhammadiyah sudah mengakar dalam masyarakat Aceh, dan kehadiran Muhammadiyah dan organisasi lainnya bukanlah hal baru, melainkan warisan dari generasi sebelumnya.
Instruksi Pimpinan Daerah Muhammadiyah sudah diberikan kepada cabang untuk melakukan Musycap dalam batas waktu 3 bulan, diikuti oleh Musyda tingkat ranting, desa, dan kelurahan selama 2 bulan. Hal ini sesuai dengan mekanisme organisasi dan jenjangnya.
Ikhwanul Fitri Nst. juga menyampaikan instruksi dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terkait pengurus dari tingkat ranting, cabang, daerah, dan wilayah, yang masa jabatannya diperpanjang hingga 2022-2027.
Dalam Musyda, ada tiga hal yang perlu dilakukan: pertama, mendapatkan laporan hasil kepengurusan sebelumnya; kedua, melaksanakan program kegiatan; dan ketiga, memilih kepengurusan baru. Orientasi Muhammadiyah ke depan adalah untuk menjadi “Unggul.”
Sebagai catatan penting, Muhammadiyah sebagai organisasi persyarikatan bergerak dalam bidang dakwah memiliki makna yang luas. Usaha amal Muhammadiyah harus terus bergerak untuk mendukung seluruh kegiatan. (RM)