Depok | statusberita.com – Indonesia telah mencatatkan lonjakan kasus sifilis yang mencemaskan pada tahun 2022. Dalam laporan terbaru, Kementerian Kesehatan RI mengumumkan bahwa negara ini melaporkan sebanyak 20.783 kasus sifilis selama tahun tersebut. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 93 persen dibandingkan dengan tren kasus pada tahun 2018. Peningkatan yang signifikan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan para ahli kesehatan.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Dr. Imran Pambudi, peningkatan jumlah kasus ini disebabkan oleh upaya skrining masif yang dilakukan di beberapa daerah. “Hal ini terjadi karena terjadi peningkatan jumlah orang yang diperiksa sifilis di mana pada tahun 2022 terdapat 1.612.967 orang ditesting dibandingkan dengan 615.881 yang diperiksa pada tahun 2018,” jelas Dr. Imran.
Dari beberapa provinsi yang terkena dampak, terdapat lima provinsi dengan jumlah kasus sifilis tertinggi. Provinsi-provinsi tersebut adalah Papua, Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua Barat, dan Bali. Rentang usia yang paling terpapar sifilis terutama berada pada kelompok usia produktif.
“Kelima provinsi ini memiliki angka penemuan kasus terbesar dibandingkan dengan total provinsi lainnya, dan rentang usia tertinggi terdapat pada kelompok usia 25 sampai 49 tahun,” tambahnya.
Dr. Imran meminta setiap fasilitas kesehatan untuk terus meningkatkan skrining terkait kasus sifilis, terutama pada ibu hamil. Tindakan ini bertujuan untuk menghindari meluasnya kasus sifilis kongenital, terutama di kalangan populasi yang berisiko.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan RI telah memastikan ketersediaan alat pemeriksaan reagen sifilis di semua fasilitas kesehatan di daerah. Demikian pula dengan pengobatannya, agar pasien yang terinfeksi dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Dr. Imran juga mengungkapkan bahwa peningkatan kasus sifilis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belakangan ini dipicu oleh peningkatan skrining atau pengujian. Pada tahun tersebut, terdapat 141 kasus sifilis di DIY, dengan rincian 113 laki-laki dan 28 perempuan. Sedangkan pada tahun 2022, terdapat 33 kasus dengan rincian 267 laki-laki dan 66 perempuan.
“Dalam hal ini, memang meningkatnya skrining juga menjadi faktor yang berperan,” tambahnya.
Peningkatan drastis kasus sifilis di Indonesia menjadi peringatan serius bagi masyarakat dan pemerintah. Tindakan pencegahan yang tepat, seperti meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengujian dan pengobatan yang dini, harus menjadi prioritas utama dalam upaya mengendalikan penyebaran penyakit ini. Dengan langkah-langkah yang efektif, diharapkan angka kasus sifilis di Indonesia dapat ditekan dan populasi yang rentan dapat terlindungi dengan baik. (In)