Depok | statusberita.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok terus berupaya melestarikan seni dan budaya Depok. Salah satunya dengan menggelar sosialisasi tentang bahasa Depok dan tradisi ‘Rebut Dandang’ kepada Guru Seni SMP Negeri, dan Sanggar Seni yang ada diwilayah Kota Depok
“Budaya Depok harus terus aktif, melalui Disporyata dan didukung oleh semua pihak dapat terus menghidupkan tradisi dan kebiasaan emak baba kita terdahulu”, tutur Asisten Administrasi dan Umum (Adum) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Depok, Nina Suzana saat membuka acara Sosialisasi Bahasa Depok dan Rebut Dandang di Aula Teratai, lantai 1, Balai Kota Depok, Jum’at 28/10/22.
Lebih jauh dikatakannya, dengan keterlibatan semua pihak, diharapkan bahasa Depok dan seluruh budayanya dapat menjadi ciri khas, untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan budaya Depok ini”, ucapnya, Jum’at 28/10/22.
Ditempat yang sama, Kepala Disporyata Kota Depok Dadan Rustandi mengatakan, pihaknya ingin masyarakat dapat mempertahankan kebudayaan yang sudah ada. Sehingga nantinya dapat menjadi kebiasaan, dan tersosialisasi secara meluas.
“Untuk tradisi Rebut Dandang, Insyaallah tahun depan akan diusulkan menjadi ‘Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)’. Dengan begitu, dapat diakui sebagai warisan budaya”, ujar Dadan.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan, Pengembangan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Disporyata Kota Depok, Christine Desima Arthauli menuturkan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi terkait budaya Kota Depok. Salah satunya melalui lomba bahasa Depok dan Rebut Dandang yang digelar pada 12 November mendatang.
“Melalui sosialisasi ini, semoga dapat tercipta kolaborasi antara sekolah dan sanggar seni”, harapnya.
Seperti diketahui, tradisi Rebut Dandang adalah tradisi pernikahan ala Betawi, yang dilakukan saat arak-arakan saat mempelai pria tiba ditempat mempelai wanita. Dalam tradisi tersebut, para Jawara dari kedua rombongan maju untuk ‘Berkelahi’.
Jawara dari pihak mempelai wanita akan mengikatkan dandang pada punggungnya, dan jawara mempelai pria harus bisa merebutnya.
Dalam pertunjukan itu, biasanya diiringi musik tradisional yang dinamis seperti : Orkestra Gambang Kromong, atau Tanjidor.(Emy)