Garut | statusberita.com – Beberapa tempat penampungan sementara (TPS) sampah di wilayah perkotaan Kabupaten Garut mengalami keterlambatan pengangkutan oleh armada pengangkut dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut. Keterlambatan ini disebabkan oleh penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing oleh warga setempat sebagai bentuk protes atas kepulan asap yang disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di TPA Pasirbajing beberapa waktu lalu.
Kepala DLH Kabupaten Garut, Jujun Juansyah, mengungkapkan bahwa selama dua minggu terjadi kebakaran kecil di TPA Pasirbajing, namun baru dua hari sebelumnya terjadi kebakaran besar. Kejadian tersebut dapat diatasi dengan bantuan Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Garut yang melakukan pemadaman di lokasi kebakaran, Sabtu (22/07/2023)
Kebakaran yang cukup besar tersebut menyebabkan dampak kepulan asap yang cukup tebal, yang menyebabkan sekitar tiga rukun warga (RW) di sekitar TPA Pasirbajing terkena dampaknya.
Protes warga kemudian muncul dengan menutup TPA Pasirbajing karena harapan adanya upaya yang lebih intens terkait pengurangan asap dan faktor bahaya saat masuk ke TPA yang cukup gelap.
Jujun menyebutkan bahwa dugaan pemicu kebakaran di TPA Pasirbajing adalah pembakaran oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dan hingga saat ini belum teridentifikasi.
DLH Kabupaten Garut telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak kebakaran dan asap, termasuk penyiraman dengan air dan pengurugan dengan tanah. Dalam dua hari terakhir, kualitas udara sudah mulai membaik dan asap yang tebal sudah berkurang.
Meski begitu, keterlambatan pengangkutan sampah menjadi masalah karena pukul 10 pagi, warga membuka kembali akses ke TPA Pasirbajing, sehingga armada dari DLH Garut dapat kembali membuang sampah ke lokasi tersebut. DLH Kabupaten Garut meminta maaf atas terlambatnya pengangkutan sampah yang berdampak di wilayah mereka.
DLH Kabupaten Garut telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut untuk memeriksa kesehatan masyarakat yang terdampak oleh kepulan asap melalui Puskesmas Sukaraja. Beruntungnya, tidak ada gangguan kesehatan yang serius, namun beberapa warga dengan penyakit bawaan seperti asma memerlukan pemeriksaan lebih intens.
Dalam menghadapi kejadian ini, DLH Kabupaten Garut mengimbau masyarakat untuk mengelola atau mengurangi sampah di rumah masing-masing agar tidak terlalu mengandalkan TPA Pasirbajing. Dengan harapan bahwa dengan mengurangi sampah di tingkat rumah tangga, maka kebergantungan terhadap TPA dapat berkurang bahkan hilang.
Masyarakat di Kabupaten Garut perlu bersama-sama bekerja untuk mengatasi masalah sampah dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kebakaran TPA Pasirbajing. Dengan kerjasama dan kesadaran bersama, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi dan keberlanjutan lingkungan dapat dijaga dengan baik. (DN)