Depok | statusberita.com – Lokasi pengelolaan pemulung yang terletak di dekat pemukiman warga di Jl Banteng, Cisalak, Depok, sempat menimbulkan kekhawatiran warga karena rawan kebakaran. Warga sudah menyampaikan keluhannya terhadap lokasi pengelolaan sampah tersebut. Pantauan detikcom pada Jumat (7/4/2023), sampah plastik terlihat menumpuk melebihi ketinggian atap rumah warga setempat. Sampah plastik itu terlihat bersebelahan langsung dengan rumah-rumah di sekitarnya.
Salah seorang warga bernama Devita (31) mengungkapkan kekhawatirannya akan kemungkinan terjadinya kebakaran. Devita mengatakan, kebakaran sudah terjadi di lokasi pengelolaan sampah plastik pada Oktober 2022 lalu. Beruntung, menurut Devita, kebakaran itu tidak signifikan.
“Saya takut kebakaran. Kejadian serupa terjadi sekitar bulan Oktober, tapi masih bisa dikendalikan karena tidak sebesar itu. Ketok kayu,” kata Devita saat diwawancarai detikcom, Jumat (7/4/2023).
Devita juga menyampaikan keluh kesahnya terkait truk bermuatan muatan yang melewati rumahnya, yang menurutnya berbahaya bagi anak-anak. Selain itu, dia khawatir truk-truk tersebut bisa bertabrakan dan merugikan warga karena melebihi kapasitasnya.
โKeponakan-keponakan saya sering bermain-main di bawah truk. Mereka hampir tertabrak truk-truk besar ini karena membebani muatan. Apalagi, pengumpulan sampah plastik adalah proses terbuka yang menarik nyamuk. Saat hujan, air menumpuk di plastik Sampah yang menjadi sarang nyamuk. Serangan nyamuk di malam hari tidak tertahankan,โ terangnya.
Lebih lanjut Devita mengatakan, musik keras yang dimainkan para pegawai pengelola sampah plastik itu sangat mengganggu, karena aktivitas mereka berlangsung dari malam hingga pagi hari.
โKalau ada truk baru datang, mereka bongkar muatan yang padat dan berat belasan kilo itu sampai larut malam. Kegiatannya malam hari dan berlanjut sampai pagi. Musik dangdut dan suara mesin terdengar sampai pagi,โ ujarnya. ditambahkan.
Devita mengklaim perusahaan pengelola sampah tersebut telah mendapatkan teguran pribadi dari warga. Namun, mereka belum mengambil tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, menyebabkan frustrasi di kalangan penduduk setempat.
โKami sering mengeluh. Ini membuat frustrasi karena kami telah memperingatkan mereka secara pribadi, tetapi mereka tidak mendengarkan. Setiap kali kami mengeluh kepada mereka, mereka mengatakan akan membaik, tetapi mereka tidak menindaklanjutinya. Kami telah mengeluh kepada otoritas lokal kami, tapi mereka tetap melanjutkan latihannya,โ ungkap Devita.
Dia akhirnya mendesak penutupan tempat pengelolaan sampah plastik tersebut. โHarapan kami, lokasi pengelolaan sampah plastik ditutup,โ tegasnya.
Munasik, ketua RT 05 RW 01, membenarkan tingginya risiko longsor akibat timbunan sampah plastik perusahaan pengelola sampah yang berlebihan di dekat pemukiman warga. Pihak berwenang setempat juga telah memperingatkan perusahaan pengelola sampah mengenai kelebihan beban truk yang melewati kawasan pemukiman, yang menimbulkan risiko signifikan bagi penduduk setempat.
“Tumpukan sampah terlalu tinggi dan berisiko longsor yang berpotensi menimpa rumah-rumah di sekitarnya. Truk yang kelebihan muatan juga menjadi perhatian pemerintah setempat karena berbahaya. Kami sudah memperingatkan mereka tentang risikonya,” kata Munasik.
Disinggung soal tempat pengumpulan sampah plastik, Iskandar Zulkarnaen, Kepala Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kemitraan Kota Depok, menyatakan menunggu tindakan aparat keamanan Pemkot.
“Kita tunggu Satpol PP,” kata Zulkarnaen.(Rz)