Depok | statusberita.com – Kehidupan kita tak terlepas dari indra pendengaran dan suara yang mengelilingi kita. Suara memiliki makna dan kualitas yang berbeda dalam persepsi otak kita, Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Swiss menemukan bahwa otak memiliki preferensi terhadap suara yang menyenangkan yang berasal dari sisi kiri pendengar.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa asal suara mempengaruhi penilaian emosional terhadap suara. Suara yang mendekati kita, terutama dari belakang, cenderung dianggap tidak menyenangkan, intens, dan memicu ketegangan. Hal ini berasal dari evolusi nenek moyang kita yang menganggap suara mendekat dari belakang sebagai ancaman.
Selain itu, arah pendengaran juga mempengaruhi kemampuan kita dalam mengenali nada emosional dalam ucapan manusia. Penelitian sebelumnya pada tahun 1985 membuktikan bahwa telinga kita sensitif terhadap nilai emosional suara.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sisi kiri telinga kita juga sensitif terhadap suara positif yang berasal dari manusia. Suara positif ini, seperti vokalisasi manusia, memicu aktivitas saraf yang lebih kuat di area auditori otak ketika didengar dari sisi kiri pendengar.
Dr. Sandra da Costa, seorang peneliti staf di EPFL, menjelaskan bahwa vokalisasi manusia yang memicu pengalaman emosional positif menghasilkan aktivitas yang kuat di korteks auditori otak saat didengar dari sisi kiri. Namun, tidak terjadi hal yang sama ketika vokalisasi positif berasal dari depan atau kanan.
Penelitian ini melibatkan 13 partisipan yang mendengarkan berbagai suara dari berbagai arah. Partisipan tersebut adalah pria dan wanita berusia pertengahan dua puluh yang tidak memiliki pelatihan musik. Penilaian terhadap enam kategori suara dilakukan menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI).
Partisipan mendengarkan vokalisasi manusia positif, netral, dan negatif, serta suara non-vokal positif, netral, dan negatif. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa terdapat aktivitas lebih banyak di area otak yang terkait dengan tahap awal pemrosesan suara ketika mendengarkan suara positif yang berasal dari sisi kiri.
Namun, ketika suara positif berasal dari depan atau kanan, atau ketika mendengarkan suara netral, negatif, atau suara non-vokal, otak menghasilkan aktivitas yang lebih sedikit.
Penemuan ini menunjukkan bahwa sifat suara, nilai emosionalnya, dan asal spasialnya pertama kali diidentifikasi dan diproses di korteks auditori otak. Selain itu, tim peneliti juga menemukan area L3 di otak kanan yang merespons lebih baik terhadap suara positif dari sisi kiri atau kanan daripada suara dari depan.
Meskipun demikian, respons otak terhadap suara non-vokal tidak bergantung pada asal suara yang didengar.
Sayangnya, alasan di balik kecenderungan terhadap suara manusia positif belum diketahui. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah preferensi terhadap sisi kiri juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suara yang didengar.
Profesor Stephanie Clarke dari Rumah Sakit Universitas Lausanne menjelaskan bahwa saat ini belum diketahui kapan preferensi korteks auditori primer terhadap vokalisasi manusia positif dari sisi kiri muncul selama perkembangan manusia, dan apakah ini merupakan karakteristik khas manusia. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut. (In)