Palembang | statusberita.com – Mantan Narapidana Terorisme (Napiter) Yusuf Arifin Als Rambo, yang sebelumnya terlibat dalam pelatihan militer Kelompok Dulmatin di Jantho, Aceh, dibebaskan setelah menjalani vonis penjara selama 8 tahun dan mendapatkan remisi hukuman.
Meskipun Yusuf Arifin berstatus Eks Napiter, dia menyatakan bahwa hubungannya dengan masyarakat tidak ada masalah. Dia merasa bahwa faktor internal untuk berubah berasal dari dirinya sendiri, dan aparat seperti BNPT dan kepolisian telah memberikan perhatian yang membantu “memanusiakan” dirinya dan keluarganya selama di penjara. Yusuf Arifin mengaku bahwa orang-orang yang dulunya dia anggap sebagai musuh, sebenarnya menjadi temannya ketika dia mengalami kesulitan.
“Saya berharap pemerintah daerah berkenan memperhatikan Eks Napiter seperti apa yang telah dilakukan oleh pihak Polda Sumsel dan FKPT Sumsel, karena menurut saya, pembinaan secara ideologi memang penting tetapi jika tidak disertai dengan bantuan seperti pengembangan usaha makaย sulit maksimal,” ujarnya, Minggu ( 23/07/2023)
Setelah bebas, Yusuf Arifin kembali ke masyarakat dan sibuk dengan berbagai aktivitas, termasuk menjadi mekanik motor R2, praktisi bekam sunnah, serta berkebun. Selain itu, dia juga menjabat sebagai Ketua Karang Taruna di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin.
Ketika masih menjalani masa hukuman, Yusuf Arifin ditawari oleh sipir untuk memodifikasi motor karena petugas melihat bakat terpendamnya dalam bidang tersebut. Selama masa hukuman, dia mengisi waktunya dengan bekerja di bengkel, beribadah, dan beristirahat.
Yusuf Arifin menyadari bahwa memperbaiki pemahaman seseorang yang pernah terlibat dalam terorisme tidaklah mudah. Namun, dia percaya bahwa melalui pendekatan kemanusiaan bersama BNPT, Kepolisian, dan pemerintah daerah, program deradikalisasi bisa membantu mantan Napiter untuk berubah dan keluar dari paham radikal.
Dia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian serupa dengan apa yang telah dilakukan oleh Polda Sumsel dan FKPT Sumsel. Menurut Yusuf Arifin, pembinaan secara ideologi adalah hal penting, tetapi juga perlu didukung dengan bantuan pengembangan usaha agar deradikalisasi dapat berjalan dengan maksimal. Dia menekankan bahwa semangat beragama harus diimbangi dengan keterbukaan untuk belajar, sehingga tidak mudah menuduh atau mengkafirkan sesama muslim. (Jhoni)