back to top

Cuaca Ekstrem di RI Diprediksi BMKG, Ancaman “Hujan Plastik” Mengintai

Date:

Share post:

Jakarta | statusberita.com – BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait prakiraan cuaca di Indonesia hingga 20 Maret 2023. Selama periode 14-20 Maret 2023, BMKG mendeteksi aktivitas Gelombang Atmosfer Rossby Khatulistiwa yang mendukung pertumbuhan potensial awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Hujan diharapkan terjadi di pantai barat Sumatera, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi tengah dan selatan, Papua Barat, dan Papua.

Oleh karena itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan dampak jangka panjang, termasuk banjir, longsor, dan naiknya permukaan laut. Namun, kehati-hatian tidak hanya berfokus pada aspek bencana, tetapi juga pada air hujan itu sendiri. Kondisi air hujan saat ini berbeda dengan 20, 50, dan 100 tahun yang lalu.

Di masa lalu, orang-orang mengandalkan air hujan untuk konsumsi sehari-hari. Hujan seperti filter alami, di mana air yang awalnya kotor di permukaan bumi akan menjadi bersih setelah melalui proses penguapan dan turun sebagai hujan.

Sebagai hasilnya, orang akan mengumpulkannya untuk dikonsumsi. Mereka juga akan menikmati hujan tanpa merasa sakit, terutama karena air hujan masih bersih dan tidak terkontaminasi dengan zat berbahaya.

Namun sekarang, hujan mengandung asap knalpot kendaraan dan pabrik, bahkan partikel plastik. Ini bukan hanya rumor, tetapi fakta. Pada tahun 2019, National Geographic menerbitkan laporan berjudul “Microplastics Are Raining Down From the Sky”, yang menyatakan bahwa di Pegunungan Pyrenees di selatan Prancis, terdapat 365 partikel mikroplastik per kilometer persegi setiap kali turun hujan. Jumlah ini meningkat seiring meningkatnya curah hujan.

Jika Anda berpikir ini hanya terjadi jauh dari Indonesia, maka Anda salah 100%. Fenomena ini juga dapat terjadi di Indonesia.

Pada Januari 2022, para peneliti dari Universitas Pertanian Bogor menerbitkan studi berjudul “The Deposition of Atmospheric Microplastic in Jakarta-Indonesia: The Coastal Urban Area” dalam jurnal ilmiah Marine Pollution Bulletin. Hasilnya menunjukkan bahwa setiap tetes hujan yang turun di Jakarta mengandung partikel mikroplastik, yang terdeteksi berukuran antara 500-1000 mikrometer.

Menurut penelitian Xao Zhi Lim yang berjudul “Microplastic Are Everywhere-But Are They Harmful?” (Nature, 2021), tes laboratorium menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan gangguan sistem kekebalan pada hewan. Untungnya, sejauh ini, belum ditemukan efek berbahaya mikroplastik pada manusia. (Rz)

Berita terbaru

spot_img

Berita terkait

Bikin Jabar Makin Istimewa, Dedi Mulyadi Lakukan Rotasi dan Mutasi Besar-Besaran

Bandung | statusberita.com - Lakukan rotasi dan mutasi besar-besaran di lingkungan Pemerintah Provinsi, Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat...

Ucapkan Selamat Mudik, Lurah Elin Imbau Warganya Untuk Tetap Menjaga Kondusifitas Lingkungan

Depok | statusberita.com - Herliana Maharani (Elin) Lurah Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok imbau warganya...

Fokus Putus Mata Rantai Kemiskinan, Presiden Siap Resmikan 53 Sekolah Rakyat Berasrama dalam Waktu Dekat

Jakarta | statusberita.com - Prabowo Subianto Presiden RI telah mengumumkan secara resmi terkait rencana pembangunan 200 Sekolah Rakyat...

Kapolres SBB Sebut Ratusan Personilnya Siap Amankan Idul Fitri 1446H

Maluku | statusberita.com - Polisi Resort (Polres) Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku siapkan sebanyak 106 Personil untuk...