back to top

46 Produk UMKM Bandung Berpartisipasi di Hotel Bintang 5 Melalui Pameran Pasar Kreatif

Date:

Share post:

Bandung | statusberita.com – Dalam upaya meningkatkan perekonomian pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandung, Wali Kota Yana Mulyana mengadakan kegiatan Pasar Kreatif yang berlangsung selama enam bulan dan bekerja sama dengan Agung Podomoro.

Pasar Kreatif ini telah dimulai sejak tahun 2020 dan melibatkan 46 produk UMKM yang terdiri dari 14 produk fesyen, 7 kerajinan, dan 25 kuliner. Setiap kegiatan Pasar Kreatif atau pameran yang dilakukan, para pengusaha UMKM hanya tinggal membawa produknya saja.

Menurut Yana Mulyana, UMKM adalah sektor paling tahan terhadap resesi dan pandemi. “Saat pandemi, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung minus 2,26 persen, tetapi di tahun 2021 tumbuh menjadi 3,76 persen, dan di tahun 2022 laju pertumbuhan ekonomi meningkat tajam ke angka 5,41 persen. Oleh karena itu, kegiatan Pasar Kreatif ini diharapkan dapat mendorong para pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan meningkatkan penjualan mereka,” ujar Yana, Jumat (17/03/2023)

Ketua Umum Dekranasda Kota Bandung, Yunimar Mulyana menjelaskan bahwa kegiatan Pasar Kreatif terus meningkat melalui kerja sama dengan Mal Pelayanan Publik agar pelaku usaha bisa memasarkan produk mereka di sana.

“UMKM Kota Bandung juga bisa pameran di luar Kota Bandung melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Badung, Bali. Para produk UMKM yang terdisplay di mal dan hotel telah dikurasi dan ditempatkan sesuai dengan segmentasi mal dan hotelnya,”tuturnya.

Sementara itu, GA Senior Manager Agung Podomoro, Ahmad Kosim Asmari, memastikan bahwa Agung Podomoro akan membantu sepenuhnya kegiatan Pemkot Bandung dalam meningkatkan perekonomian para UMKM.

Salah satu pelaku UMKM yang ikut dalam Pasar Kreatif kali ini adalah Esta Novita, pemilik brand Kaina. Kaina merupakan produk tas buatan tangan yang mengusung teknik kerajinan patchwork untuk mendukung konsep zero waste yakni mengurangi sebanyak mungkin limbah produksi. Kain yang digunakan berupa kanvas dan denim.

Menurut Esta Novita, Kaina awalnya hanya membuat tas besar polos. Namun, dari tas besar itu ternyata menyisakan banyak kain bekas yang tidak terpakai. Dari sampah yang banyak itu, Kaina berpikir untuk menggunakannya kembali agar tidak banyak sampah yang dihasilkan dari produksi. Dari situlah, Kaina menghasilkan produk yang lebih bernilai dengan teknik patchwork dan menjadi “sustainable product” berguna bagi masyarakat sekitar.

Dalam sebulan, Kaina bisa memproduksi 50 tas jinjing kecil dan 600 item pouch. Selama pandemi, Kaina bisa menghasilkan omzet Rp10 juta-Rp15 juta per bulan, sedangkan sebelum pandemi bisa mencapai omzet Rp20 juta-Rp30 juta per bulan.

“Semoga dengan adanya store di Pullman produk kami bisa lebih dikenal luas oleh publik. Selama ini kami cuma jualan dari online. Kalau ada store seperti ini pembeli bisa melihat langsung bentuk produknya seperti apa. Mereka juga bisa langsung memberikan masukan kepada kami,” harapnya. (DN)

 

 

 

 

Berita terbaru

spot_img

Berita terkait

Gelar Rapat RPJMD 2025-2029, BAPPEDA Kota Depok Fokus pada Program UMKM Naik Kelas

Depok | statusberita.com - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Depok bersama Asosiasi UMKM Kota Depok, menggelar rapat...

FOZ dan Dompet Dhaufa Bangun Sinergi untuk Keberlanjutan UMKM Indonesia

Bogor | statusberita.com - Dompet Dhaufa, lembaga zakat yang berkomitmen untuk mendukung UMKM di seluruh Indonesia, melakukan Orientasi...

Pelatihan Produk Lokal Sukmajaya Bantu Ibu-Ibu Raih Penghasilan

Depok | statusberita.com - Kelurahan Sukmajaya di Kota Depok berkomitmen untuk mendukung kreativitas pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah...

Cama Marsit Kreasi dan ANP Architecture & IDC Merajut Kerja Sama untuk Memperluas Diri dalam Dunia Usaha

Jakarta | statusberita.com - PT Cama Marsit Kreasi dan ANP Architecture & Interior Design Consultant (IDC), dua kekuatan...